Featured Post Today
print this page
Latest Post

Siapa, Dari Apa, Untuk Apa?





PENGAJIAN Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany, 19 Ramadhan, tahun 545 H. di Madrasahnya
Sungguh celaka kamu. Anda telah benar-benar mencampur antara cinta dunia dengan takabur. Dan dua karakter itu tidak akan membawa keberuntungan selama-lamanya, kecuali harus bertobat dari keduanya.
Cerdaslah anda ini. Siapa anda, dari apa anda dicipta, untuk apa pula anda diciptakan? Karena itu jangan sombong. Tidak ada orang yang sombong kecuali orang yang bodoh pada Allah Azza wa-Jalla, bodoh pada Rasulullah saw, pada orang-orang sholeh dari para hambaNya.
Hai orang yang picik akal, anda meraih keluhuran melalui kesombongan? Balikkan, anda pasti benar. Sungguh Nabi Saw, bersabda:
“Siapa yang rendah hati ia akan diangkat derajatnya oleh Allah Azza wa-Jalla, dan siapa yang sombong Allah Azza wa-Jalla akan merendahkannya.” (Hr Ahmad)
Siapa yang rela dengan akhirat ia menjadi yang utama. Siapa yang rela dengan sedikit ia akan meraih yang banyak. Siapa yang rela dengan raha hina di hadapanNya ia akan meraih kemuliaan.
Relalah dengan kekurangan, sampai masalahnya berbalik dalam hakmu dari kerendahan takdirmu, dan anda rela, maka Allah Azza wa-Jalla Sang Maha Kuasa mengangkat anda atas segalanya.
Tawadhu’ (rendah hati) dan adab yang bagus mendekatkan dirimu kepadaNya, sedangkan takabur dan su’ul adab (adab buruk) akan menjauhkan dirimu dari kepatuhan yang bisa memberbaiki dirimu dan mendekatkanmu padaNya, sedangkan maksiat merusak dirimu dan menjauhkanmu dari kepatuhan padaNya.
Anak-anak, jangan sampai mengikutkan agama pada buah tin. Jangan kau ikutkan agamamu dengan buah tin-nya para penguasa, para raja dan orang-orang kaya, serta pemakan harta haram. Bila anda makan dengan memanipulasi agamamu, hatimu bisa menghitam, karena anda telah menyembah makhluk.
Hai orang yang terhinakan, bila ada cahaya di hatimu, pasti engkau memisahkan antara mana yang haram, syubhat dan mubah. Memisahkan mana yang mencerahkan dan mana yang menggelapkan hatimu, mana yang mendekatkanmu dan mana yang menjauhkanmu.
Hai si bodoh, aku tidak kenal kecuali usaha dan tawakkal. Usaha adalah permulaan iman, dan ketika iman kuat langsung meraih dari Allah Azza wa-Jalla, setelah hilangnya perantara antara dirimu dengan DiriNya. Bila iman telah menguat anda mengambil dari Allah Azza wa-Jalla dari tangan makhluk melalui perintahNya.
Makna perantara dimaksud adalah keterpakuan hati pada apa yang ada di tangan makhluk, dan syirik atas apa yang diperintahkan Allah Azza wa-Jalla. Ia meraih dari mereka namun tidak peduli atas pujian mereka, tidak peduli cacian mereka, penerimaan atau penolakan mereka. Bila diberi, ia melihat adanya kinerjanya Allah Azza wa-Jalla pada mereka, begitu juga ketika ditolak.
Begitulah kaum Sufi senantiasa bisu, tuli, dan buta dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Tak ada di sisi mereka kecuali Allah Azza wa-Jalla yang menolong dan merendahkan mereka, Dialah yang memberi  dan menghalangi mereka, Dialah yang menimpakan bahaya dan manfaat pada mereka. Isi tanpa kulit dan bening di atas kebeningan, kebaikan di atas kebaikan. Itulah yang keluar dari hati mereka untuk semua makhluk. Karena tidak ada yang tersisa melainkan Allah Azza wa-Jalla. Di dalam lubuk paling dalam hanya tersisa dzikir khafy padaNya, bukan yang lain. Ya Allah, berikanlah kami rizki pengetahuan bersamaMu.
Sungguh celaka anda, karena anda menyangka bahwa anda mampu merias dirimu, kalau saja bukan kepastian niscaya akan turun padamu hai munafik, dan engkau terhinakan. Kalian jangan mengkawatirkan dalam kepalamu, ketika bersamaku. Karena aku tidak malu kecuali karenaNya Azza wa-Jalla, dan kepala orang-orang shaleh.
Seorang hamba ketika mengenal (ma’rifat) kepada Allah Azza wa-Jalla, makhluk berguguran dari hatinya, dan rontok dari hatinya, seperti rontoknya daun-daun kering dari pohon. Lalu secara total hatinya tidak menyisakan makhluk. Dari sisi hati dan rahasia batinnya, buta dari melihat mereka, tuli dari mendengar mereka.
Bila nafsu tenteram, selamatlah dalam menjaga anggota badan, lalu hati bisa pergi menuju Al-Haq Azza wa-Jalla mencari yang dari sisiNya, lalu keluar ke dunia dan mengendalikan diri, menegakkan kebaikan di dunia.
Itulah kebiasaan Allah Azza wa-Jalla dan kinerjaNya bagi orang yang sedang mencariNya. Dunia datang di saat bertepatan dengan bagian yang ia dapatkan dalam rupa perempuan tua bangka beruban yang lunglai , dunia mengabdi padanya bukan, dan ia meraihnya tidak dengan kegembiraan, karena hatinya tidak di dunia dan tidak menoleh sedikit pun pada dunia.
Anak-anak sekalian, kosongkan hatimu demi Tuhanmu, sibukkan jasadmu dan nafsumu dengan serius mengurus keluarga, sehingga anda bekerja melalui perintahNya dan anda beraktivitas untuk mereka melalui tindakanNya. Diamlah di hadapan Allah Azza wa-Jalla. Tidak meminta padaNya disertai kesabaran dan kerelaan lebih utama ketimbang meminta dan dan terus menerus meminta. Hapuslah pengetahuanmu dengan memilih pengetahuanNya, tinggalkan rekayasa pengaturanmu dan memilih aturan dariNya. Putuskan hasratmu karena hasratNya. Lepaskanlah akalmu ketika ketentuan dan takdirnya tiba. Lakukan itu semua bila anda menguingkanNya sebagai Tuhan, sebagai Penolong dan sebagai Tempat berserah.
Seharusnya anda tenang di hadapanNya bila anda ingin wushul (sampai) padaNya. Orang beriman itu intuisi dan hasrat citanya manunggal, karena tak ada yang tersisa melainkan intusi Allah Azza wa-Jalla pada hatinya, sedang ia tetap bersimpuh di pintu kedekatan padaNya Azza wa-Jalla.
Apabila kamantapan ma’rifatnya padaNya kokoh, maka terbukalah pintu, ia akan berhasil, lalu ia melihat apa yang tak mampu untuk diungkapkan. Intuisi itu bagi qalbu, sedangkan isyarat adalah ucapan tersembunyi dari dalam rahasia qalbu (sirr) yang telah fana’ dari nafsu dan hawa nafsunya serta akhlaknya yang tercela, dan sirna dari seluruh makhluk dalam suasana kesejahteraan, kesehatan, kebaikan dan kenikmatan. Dialah Sang pembolak balik hati yang menggerakkan segalanya, seperti pada Ashhabul Kahfi, Allah Azza wa-Jalla  berfirman:
“Dan Kami membolak-balik kearah kanan dan kiri.” (Al-Kahfi 18)
Anak-anak sekalian…Dengarkan ini semua, dan berimanlah dengan semua itu, jangan klau dustai, jangan pula kau halangi dirimu dari  kebajikan yang dating dari berbagai arah.

0 komentar

10 GODAAN SYETAN DALAM SHALAT


Bismillahirrohmanirrohiim

1. WAS-WAS SAAT MELAKUKAN TAKBIRATUL IHRAM

Saat mulai membaca takbiratul ihram “Allahu Akbar”, ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku’.

Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: “Termasuk tipu daya syetanyang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam sholat”. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak tenteram.

2. TIDAK KONSENTRASI SAAT MEMBACA BACAAN SHOLAT

Sahabat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam yaitu ‘Utsman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah dan rancau”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala Akupun melakukan hal itu dan Allah Subhaanahu wa ta’aala menghilangkan gangguan itu dariku” (HR. Muslim)

3. LUPA JUMLAH ROKA’AT YANG TELAH DIKERJAKAN

Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sholat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. HADIRNYA PIKIRAN YANG MEMALINGKAN KONSENTRASI

Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata: “Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Apabila dikumandangkan azan sholat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang sholat seraya berkata kepadanya: “Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!”, sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia sholat” (HR Bukhari)

5. TERGESA-GESA UNTUK MENYELESAIKAN SOLAT

Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syetan, karena tergesa-gesa adalah sifat gegabah dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul kerana dua perilaku buruk,yaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya”.

Tentu saja bila sholat dalam keadaan tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya asal mengerjakan solat, asal selesai, sudah!!!. Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah.

Pada zaman Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam ada orang sholat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam memerintahkannya untuk mengulanginya lagi karena sholat yang telah ia kerjakan belum sah.

Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda kepadanya: “Apabila kamu sholat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur’an yang mudah bagimu, lalu ruku’lah sampai kamu benar-benar ruku’ (thuma’ninah), lalu bangkitlah dari ruku’ sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu” (HR Bukhari dan Muslim)

6. MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN YANG TIDAK PERLU

Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat. “Jangan bermain kerikil ketika sholat karena perbuatan tersebut berasal dari syetan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”. Orang tersebut bertanya: “Apa yang dilakukannya?” Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. “Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”, kata Ibnu Umar. (HR Tirmidzi)

7. MENENGOK KE KANAN ATAU KE KIRI KETIKA SHOLAT

Dengan sadar atau tidak, seseorang yang sedang sholat memandang ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syetan penggoda. Karena itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Yaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak mudah dicuri oleh syetan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaah ‘anhaa, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam tentang hukum menengok ketika sholat”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itu adalah curian syetan atas sholat seorang hamba”. (HR Bukhari)

8. MENGUAP DAN MENGANTUK

Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Menguap ketika sholat itu dari syetan. Karena itu bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin” (HR Thabrani).

Dalam riwayat lain Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha… berarti syaitan tertawa dalam mulutnya” (HR Bukhari dan Muslim)

9. BERSIN BERULANG KALI SAAT SHOLAT

Syetan ingin mengganggu kekhusyukkan sholat dengan bersin, sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud: “Menguap dan bersin dalam sholat itu dari syetan” (Riwayat Thabrani).

Ibnu Hajar menguraikan pernyataan Ibnu Mas’ud radhiyallaah ‘anhu, “Bersin yang tidak disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala adalah yang terjadi dalam sholat, sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala. Hal itu tidak lain karena syetan memang ingin mengganggu sholat seseorang dengan berbagai cara”.

10. TERASA INGIN BUANG ANGIN ATAU BUANG AIR

Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (HR Muslim).

Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syetan dalam solat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah Subhaanahu wa ta’aala dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan godaan syetan yang terkutuk.

Wallahu a`lam
0 komentar

As-Suhrawadi


Bismillahirrohmanirrohiim

Ia salah sorang sufi besar yang suka mengembara untuk berburu ilmu dan kebenaran. Dialah pencetus faham Isyraq “Kerinduan kepada Allah”
Di jagat tasawuf, dikenal sebuah paham yang disebut isyraq. Paham ini meyakini, Allah adalah nurus samawati wal ard (cahaya langit dan bumi), sebagaimana disebut dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 35. Dari nur Allah itulah lahir cahaya-cahaya yang lain di alam semesta dan di jagat rohaniah. Paham ini juga dikenal sebagai paham iluminatif (pencerah), dan terpengaruh oleh paham-paham filsafat. Karena itu, pakar tasawuf Prof. Dr. Hamka menyebutnya sebagai filsafat isyraq.
Adalah As-Suhrawardi, filsuf besar yang pertama kali mencetuskan paham isyraq. Ada tiga sufi yang namanya mirip: As-Suhrawardi, Abu An-Najib As-Suhrawardi, dan Abu Hafs Syihabuddin As-Suhrawardi Al-Baghdadi. Yang terakhir ini adalah pengarang kitab Awarif al-Maarif.
As-Suhrawardi, yang nama aslinya Abul Futuh Y`hya bin Habsyi bin Amrak, lahir di Suhrawand, Zanda, Persia Utara, pada 549 H/1129 M. Seperti halnya Al-Hallaj, ia juga dibunuh oleh penguasa. Itu sebabnya ia dijuluki Al-Maqtul (Yang Terbunuh).
Suhrawardi lahir di lingkungan keluarga yang taat beribadah. Seperti hainya sufi atau ulama besar lainnya, sejak kecil ia juga belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti Al-Quran dan fikih. Juga, seperti sufi yang lain, catatan perjalanan hidupnya sangat sedikit diketahui orang. Menurut pengamat sufi, Mehdi Amin-razafi, Suhrawardi hidup di suatu zaman ketika muncul kebutuhan untuk menyatukan kembali ilmu pengetahuan Islam dengan memadukan berbagai mazhab. Di tengah perdebatan intelektual itulah muncul pemikiran Suhrawardi tentang isyraq, yang antara lain meyakini bahwa wacana fflosofis merupakan bagian dari perjalanan spiritual seseorang.

Dalam buku Tokoh-tokoh Sufi; Tauladan dan Kehidupan yang Saleh, Prof. Dr. H. Ahmadi Isa MA menulis, Suhrawardi terkenal sebagai pengembara yang gandrung menuntut ilmu, la berguru kepada sejumlah ulama dan pakar dalam berbagai ilmu pengetahuan. Di Marga, Azerbaijan, Asia Tengah, ia belajar fikih dan filsafat kepada Syekh Majduddin Al-Jilli, seorang fukaha yang termasyhur kala itu. Di Isfahan, Iran, ia belajar mantik (logika) kepada Ibn Sahlan As-Sawi, pengarang kitab Al-Basair an-Nasiriyah. Selain itu ia juga tercatat belajar filsafat India, Persia, dan Yunani. Menurut seorang pengikutnya, pengetahuan Suhrawardi sangat daiam, dan sangat menguasai ilmu hikmah alias filsafat dan fikih. la juga sangat fasih dalam hal ungkapan.
As-Suhrawardi memulaiis perjalanan suflstis sejak bergabung dengan para sufi dalam kehidupan asketisnya. Beberapa tahun bergelut dengan ajaran-ajaran sufi, setelah itu ia mengembara, mengunjungi sejumlah ulama dan pakar di Aleppo, Damaskus, Anatholia, sampai ke Azerbaijan. Terakhir ia melakukan j perjalanan ke Halb, belajar tasawuf kepada sufi besar Asy-Syafir iftikharuddin.

Suhrawardi juga termasuk sufi besar yang produktif membukukan pikiran-pikirannya. Karya-karyanya yang dianggap monumental, antara lain, Hikmah ai-lsyraq, Al-Muqawamat, dan Al-Mutaribal Salah satu kitab yang banyak diperbincangkan ialah Hikmah ai-lsyraq, memuat berbagai pandangannya perihal filsafat isyraq atau iluminatif. Karya-karyanya yang lain, rata-rata dalam sebuah kitab yang tipis, Hayakil an-Nur, Alwah wa Imadiyyah, Partaw Nama, Fit I'tikad al-Hukama, Ah Lahamat, Bustan al-Qulub - sebagian besarj dituiis dalam bahasa Arab, sementara karya-karyanya dalam bahasa Persia banyak dipuji sebagai karya sastra yang indah. Karya-karyanya yang lain, di antaranya, Aqli Surkh, Awazi ParJabrail, Al-Qissah al-Ghurbah ah Gharbiyyah, Lugati Muran, Risalah fil Hallah all'Tufuliyyah, Ruzi ba Jamaah Sufiyan, Safir



Kenikmatan Duniawi

Ada pula karya Suhrawadi, risalah yang bersifat filosofis berupa terjemahan karya ibnu sina berjudul risalah Tayr, dan komentar dan komentar mengenai karya Ibnu Sina daiam bahasa Persia, Isyarat wa Tanbihat. Juga ada sebuah risalah berjudul Risalah fi Haqiqah al-'lsyq, didasarkan pada karya Ibnu Sina berjudul Risalah fil 'Isyq. Ada juga karyanya yang memuat doa, zikir, wirid, berjudul Al-Waridat wa Taqdisat, Banyak pandangan Suhrawardi diikuti para sufi, misalnya ucapannya yang terkenal, "Semua yang menyenangkan Anda, seperti hak milik, perabotan, kenikmatan duniawi, dan hal-hal yang serupa itu, lemparkanlah. Jika resep ini Anda ikuti, penglihatan Anda akan tercerahkan." Pandangan lain yang juga terkenal, "Ketika mata batin terbuka, mata zahir harus ditutup. Bibir harus dikunci, dan indra-indra lahir harus dibungkam. Indra batin hendaknya mulai berfungsi, sehingga jika ia toencapai sesuatu, melakukannya dengan jasad batin. Jika mendengar, dia mendengar dengan telinga batin." Salah satu peritiwa yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan Suhrawardi ialah saat kematiannya. la meninggal di tiang gantungan, dalam sebuah upacara pengadillan yang digelar Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, dan Dinasti Bani Saljuk -gara-gara ajarannya dianggap sesat. Di tengah kemasyhurannya sebagai salah seorang ulama tasawuf dan cendekiawan, pendapat-pendapatnya memang sering memancing kontroversi. Seperti pandangan-pandangan Al-Halla] mau-un Junaid Al-Bagdadi, pendapat-pendapat Suhrawardi sering dianggap menyimpang sehingga memicu polemik berkepanjangan.
Sebelum diadili, ia dipanggil oleh Pangeran Zahir bin Salahuddin Al-Ayyubi untuk mempertanggungjawabkan ajarannya dalam forum debat terbuka yang dihadiri para teolog dan fukaha. Dalam debat itu, Suhrawardi berhasil mempertahankan argumentasinya, sehingga Pangeran Zahir pun memaafkannya, bahkan belakangan bersahabat dengannya. Tapi, akibatnya, hat itu memancing dengki dan iri.

Maka berseliweranlah fitnah dan hasutan ke alamat Suhrawardi. Bahkan ada yang sempat mengirim surat kepada Sultan Shalahuddin, yang memperingatkan perihal "kesesatan" ajaran Suhrawardi. Celakanya, sang Sultan malah memerintahkan Pangeran Zahir, putranya, agar menghukum Suhra¬wardi. Zahir segera menggelar sidang, membicarakan hukuman bagi sang sufi. Keputusan pun jatuh: Suhrawardi dijatuhi hukum pancung. Itu terjadi pada 587 H/1167 M, ketika Suhrawardi berusia 38 tahun. Mungkin karena ia korban persekongkolan politik, makamnya pun tak diketahui.
Tapi, justru karena hukuman itu nama Suhrawardi melejit. Masyarakat menggelari-nya dengan sebutan al-Maqtul, (tokoh) "yang terbunuh". Suhrawardi memang telah di-bunuh. Jasadnya telah dibuang. Tapi pikiran-pikirannya yang cemerlang tetap hidup hingga kini, bahkan sepanjang zaman.

Sumber: Al-Kisah

0 komentar

Wanita Setara 1000 Laki - Laki


Bismillahirrohmanirrohiim

Di sebuah masjid di perkampungan di negara timur tengah ada kisah nyata, Ketika itu menjelang matahari terbenam.namun di kejauha masih ada sekelompok anak-anak sedang Menggaji di sebuah surau, di Temani oleh guru mereka, kebetulan mereka sedang belajar Al Quran dan di bimbing oleh sang guru itu sendiri. Tiba-tiba masuk seorang anak kecil yang ingin bergabung bersama mereka, usinya sekitar 9 tahun.namun Sebelum mempersilahkan anak kecil tadi bergabung dengan kelompok yang lain, sang guru berinisiatif Melihat kemampuaya.

Kemudian sang guru bertanya: “Apakah kamu hafal surat Dalam Al Quran?” Anak itu menjawab: “Ya” jawabnya singkat Sang guru melanjutkan: “Kalau begitu coba kamu hafalkan surat dalam jus Amma?” Kemudian Sang anak: “Membacakan Beberapa surat yang ada dalam jus Amma dan membacanya dengan lancar”. Ternyata sang guru semakin penasaran, dengan kehadiran tamu kecilnya itu, guru Menanyakan Kemudian lagi “Apakan kamu hafal surat tabaraka (Al Muluk)?” Sang Anak menjawab: “ya” Kemudian membacanya lagi, ternyata anak kecil tadi membaca dengan baik dan bernyanyi Lancar.Kemudian guru tidak berhenti sampai di situ, sang guru bertanya lebih jauh, “Apakah kamu hafal surat An Nahl?” Sang anak menjawab “ya “dan membacanya dengan baik dan lancar pula.Kemudian guru menguji bernyanyi dengan surat yang lebih panjang,” Apkah kamu hafal surat Al Baqarah? “Sang anak menjawab dengan jawaban yang sama, kemudian membaca dengan baik dan benar.Akhirnya guru bertanya, untuk yang terakhir kalinya “Apakah kamu hafal Al Quran” Sang anak menjawab “Ya”. Kemudian guru mempersilahkan anak tadi bergabung bersama kelompoknya, menjelang Magrib menemui guru setelah anak kecil tadi, berpesan “Besok, Jika kamu datang lagi ke masjid ini, tolong ajaklah orang tuamu. Aku akan Berkenalan dengan mereka” Baik “jawab sang anak.

Ke esokan harinya. Bertemulah sang guru dengan ayah anak itu, namun guru tersebut sedikit terkaget-kaget dan keheranan. Sebelum itu berlangsung lama, sang ayah menjelaskan “aku tahu, anda tidakakan percaya aku adalah ayah dari anak ini.namun rasa heran anda kan aku jawab, Bahwa di belakang anak ini ada seorag ibu yang kekuatanya sama dengan seribu laki-laki. aku katakan pada anda Bahwa di rumah, aku masih memiliki tiga anak yang semuanya hafal Al Quran Sedangkan anakku yang perempuan berumur 4 tahun telah hafal jus amma.

Bagaimana ibunya bisa Melakukan itu? “Tanya guru itu dengan kebingungan...(hanya seoarng ibu sejatilah yang bisa menjawab ini)

Wallahu a`lam
0 komentar

JAMINAN ALLAH BAGI MEREKA YANG BERSEDEKAH


Bismillahirrohmanirrohiim

Suatu kali, ada seorang yang berthawaf di Ka'bah seraya berulang-ulang membaca do'a, "Ya Allah, jagalah diriku dari sifat kikir, ya Allah jagalah diriku dari sifat kikir." Sehingga ada yang menegur, wahai hamba Allah, apakah engkau tidak mengetahui selain do'a ini? Ia menjawab, sesungguhnya Allah berfirman, "Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al Hasyr: 9) Barangsiapa takut kepada Allah dalam masalah harta, lalu membelanjakannya sesuai dengan yang diridhai-Nya, memberi makan fakir miskin, serta mengeluarkannya untuk menolong agama Allah dan meninggi-kan kalimat-Nya, niscaya Allah akan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya, Allah akan menjaganya dan memberkahi keluarga dan anak-anaknya.

Jika ada orang kaya mengatakan padamu 'sedang engkau yakin tentang kejujurannya', berilah si fulan ini dan itu, besok engkau akan kuberi sesuatu yang lebih baik daripadanya, apakah engkau akan enggan menuruti kemauannya? Tentu, sedetik pun engkau tidak akan terlambat memenuhi keinginannya sebab engkau akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Lalu, apatah lagi jika yang menjanjikan kepadamu itu Allah Azza Wajalla, Pemilik langit dan bumi, Dzat Yang Maha Agung, Maha Pengasih dan Maha Kaya?

Allah berfirman, "Dan kebaikan apa saja yang engkau perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya." (Al Muzzammil: 20)

Sebaliknya, orang yang menimbun hartanya dan tidak mau menafkahkan sebagian daripadanya kelak pada Hari Kiamat Allah akan mengalungkan harta yang ia bakhilkan tersebut di batang lehernya, (Q.S.: 3: 180). Dengan emas dan peraknya 'padahal di dunia keduanya amat ia banggakan' yang telah dipanaskan dalam Neraka Jahannam, dahi, lambung dan punggung mereka dibakar/diseterika, (Q.S. 9:34-35)

Adapun keberuntungan atau faedah menafkahkan harta di jalan Allah adalah sangat banyak.

Pertama, Allah menjamin nafkah orang tersebut. Dalam hadits Qudsi disebutkan, "Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku (menjamin) nafkahmu." (Muttafaq Alaih)

Kedua, mendapatkan kebaikan saat tibanya Hari Penyesalan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma dari hasil kerja(nya) yang baik 'dan Allah tidak menerima kecuali yang baik-baik' maka sungguh Allah menerimanya dengan Tangan KananNya, lalu merawatnya sebagaimana salah seorang dari kamu merawat anak kuda/ untanya sehingga (banyaknya) seperti gunung, karena itu bersedekahlah !." (Muttafaq Alaih)

Ketiga, bersedekah bisa menghapuskan dosa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Puasa adalah benteng, sedangkan sedekah melenyapkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api." (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi, ia berkata hadits hasan shahih)

Keempat, nama harum di tengah-tengah masyarakat. Orang yang senang berinfak dan menyelesaikan kesulitan orang lain akan menjadi buah bibir dalam hal kebaikan. Berbeda dengan orang yang kikir, ia akan menjadi tumpuan kebencian orang lain karena hanya menumpuk harta bendanya untuk dirinya sendiri. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham ..."(HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

Kelima, berinfak adalah salah satu akhlak Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Di antara perbuatan yang sangat beliau cintai adalah memberi, bahkan memberikan sesuatu yang sangat beliau butuhkan sendiri, seperti pakaian yang sedang beliau kenakan. Demikian menurut hadits riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa'ad Radhiallahu Anhu.

Keenam, berinfak menyebabkan rezki bertambah, berkembang dan penuh berkah. Lihat kembali (Q.S. 2:245)

Ketujuh, sedekah menyebabkan pemiliknya mendapat naungan pada Hari Pembalasan. Kelak pada Hari Pembalasan, saat kesulitan manusia memuncak dan matahari didekatkan dengan ubun-ubun manusia. Ketika itulah orang-orang yang suka bersedekah mendapat jaminan. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu disebutkan, ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Salah satunya adalah, "Laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedelapan, kecintaan Allah dan kecintaan manusia terhadapnya. Orang yang suka memberi akan dicintai orang lain, sebab secara fithrah manusia mencintai orang yang berbuat baik padanya. Seorang penyair bersenandung, "Berbuat baiklah kepada manusia, niscaya engkau menaklukkan hatinya. Sungguh, kebaikanlah yang menakluk-kan manusia. Berbuat baiklah jika engkau bisa dan kuasa, karena tidak selamanya orang kuasa berbuat baik."

Kesembilan, kemudahan melakukan keta'atan. Allah menolong orang yang suka bersedekah dalam melakukan berbagai keta'atan, sehingga ia merasa mudah melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah berfirman, "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah".( Al Lail: 5-7)

Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita termasuk di antara hamba-hamba-Nya yang suka bersedekah. Amin...

Wallahu a`lam
0 komentar

MATA LALAT ATAU MATA LEBAH ?


Bismillahirrohmanirrohiim

Mengapa lebah bisa cepat sekali menemukan bunga ?
Dan mengapa lalat cepat sekali menemukan kotoran ?

Mata lebah memang didisain khusus untuk hanya menemukan bunga,
sedangkan mata lalat memang didisain khusus untuk menemukan kotoran.
Mengapa ?
Karena makanan lebah adalah madu,
sedangkan makanan lalat adalah kotoran.

Didalam fikiran lebah hanyalah madu, madu dan madu.
Sedangkan di dalam fikiran lalat hanyalah, kotoran, kotoran dan kotoran.

Akibatnya fokus lebah adalah madu, sedangkan fokus lalat adalah kotoran.
Alhasil susah bagi lebah untuk menemukan kotoran, tapi mudah dan cepat bagi lebah untuk menemukan bunga dimanapun.
Sebaliknya, susah bagi lalat untuk menemukan bunga, tapi mudah dan cepat bagi lalat untuk menemukan kotoran di manapun.

Apa hasil akhirnya ?
Lebah kaya akan madu yang sangat bermanfaat, sedangkan lalat kaya akan kuman penyakit.
Lebah banyak dipelihara orang, sedangkan lalat selalu disemprot dengan obat semprot anti nyamuk.
Sekarang kita bisa merenung sejenak untuk muhasabah, kita termasuk jenis mata lebah atau mata lalat ?

Apa yang kita fikirkan akan menghasilkan apa yang kita lihat, dan apa yang kita lihat akan menghasilkan apa yang kita peroleh.
Hidup kita sangat tergantung dengan hati dan fikiran kita, kalau hati dan fikiran selalu negatif, maka apa saja yang kita lihat selalu menjadi negatif,
dan hasil akhirnya adalah sebuah kehidupan negatif yg penuh permasalahan.
Kalau hati dan fikiran positif, maka apa saja yang kita lihat akan selalu positif, dan hasilnya adalah kehidupan positif yang penuh kebahagiaan.

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Oleh karena itu peliharalah fikiran dan hati kita untuk selalu berfikiran positif dalam melihat segala hal, karena disanalah awal semua kebaikan dan keburukan.
Rasulullah sudah menasehatkan, bahwa di dalam diri manusia ada segumpal daging, kalau baik itu maka baik pula semuanya, kalau buruk itu buruk pula semuanya.
Itulah sebabnya kita diminta berwudhu untuk mensucikan bukan hanya tubuh kita tapi juga terutama fikiran dan hati kita. Kita pun diminta bertasbih untuk pula mensucikan hati dan fikiran kita.
Semoga kita semua bisa menjaga harta kita yang paling utama, yaitu hati dan fikiran kita sendiri.

" Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya.
Dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta "
( QS. Al Baqarah : 10 )

Wallahu a`lam
0 komentar

ORANG LAIN BISA SAYA BISA (MOTIVATION)


Yakinlah, Saya Pun Bisa!
Kata-kata “Saya pun bisa” harus menjadi bagian hidup kita jika kita mau sukses. Cobapikirkan! Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.
Peluang sukses adalah terbuka untuk semua orang, tidak peduli pendidikan, lingkungan, status, uang, dan sebagainya, semua orang bisa sukses jika melakukan hal-hal penyebab kesuksesan. Tentu saja dengan kekecualian, jika Allah tidak mengijinkan Anda untuk sukses maka Anda tidak akan sukses.
Saya Pun Bisa Jika Belajar
Untuk mencari penyebab kesuksesan ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.Pertama Anda bisa mencontoh orang lain yang telah sukses. Contoh semua tindakannya, pemikirannya, termasuk sikap mentalnya. Orang sukses ada di sekitar Anda, tindakan yang diperlukan hanyalah mencarinya kemudian bertanya. Setelah mendapatkan jawaban Anda tinggal menyesuaikan dengan tujuan yang ingin Anda capai.
Katakan, “Saya Pun Bisa!”. Meski saat ini Anda merasa tidak bisa, masih ada waktu untuk belajar dan mencoba. Jika saat ini tidak bisa, maka besok lusa akan menjadi bisa selama Anda mau belajar dan mencoba. Jadi, jangan terhambat oleh kondisi saat ini. Kondisi saat ini adalah akibat apa yang Anda lakukan dan pikirkan di masa lalu. Kondisi masa depan akan ditentukan oleh pikiran dan tindakan Anda saat ini. Anda akan mengatakan saya pun bisa suatu saat nanti, jika Anda mau berlajar dan mencoba, SEKARANG.
Saya Pun Bisa Jika Mau Membaca
Kedua, selain bertanya kepada orangnya langsung, Anda juga bisa membaca bukunya. Ada beberapa macam buku ditulis, ada buku yang ditulis mengenai biografi seseorang yang telah sukses. Dari buku tersebut Anda bisa belajar banyak dari kehidupan orang sukses. Apa yang dia lakukan dan bagaimana sikap orang tersebut? Jenis buku kedua ialah buku yang ditulis berdasarkan riset atau pengamatan terhadap orang-orang yang sudah sukses. Kelebihan jenis buku kedua ialah lebih mudah dipahami karena si peneliti telah merangkumkan buat Anda. Selain itu sumber yang dia teliti sering lebih dari satu orang, sehingga faktor sukses yang dipaparkan dalam buku tersebut lebih lengkap.
Buatlah program belajar Anda. Apa yang tidak bisa Anda lakukan saat ini, targetkan untuk menguasaianya suatu saat. Apa yang harus Anda lakukan? Mungkin Anda membeli buku, membeli ebook, membeli video, mengikuti seminar, mengikuti pelatihan, memiliki mentor dan berbagai cara lainnya. Banyak yang bisa Anda lakukan agar bisa, agar lebih terampil, agar lebih mahir, dan bisa segala sesuatu yang diperlukan untuk meraih sukses dan kehidupan yang lebih baik.
Bersabarlah, Anda tidak akan langsung pintar dengan membaca satu buku, membaca satu artikel, apalagi satu sms. Jangan tidak sabaran, sedikit belajar kemudian berharap segalanya bisa. Atau Anda mengeluh sulit. Belajar itu perlu proses, perlu kesabaran, dan perlu mencoba agar Anda menjadi bisa. Jangan berharap, Anda langsung bisa segalanya hanya dengan membaca satu artikel.
Buka hati Anda, bacalah artikel dan buku dengan baik dan sabar. Jangan hanya sekilas, itu pun banyak yang terlewat. Ini tantangan Anda, jika ingin menjadi orang yang lebih baik, maka jangan malas untuk memperbaiki diri sendiri. Orang lain yang sukses karena mereka mau belajar. Katakan, “saya pun bisa”, bisa belajar seperti mereka dan akhirnya bisa sukses seperti mereka.
Hal yang menyedihkan ialah justru minat baca di Indonesia masih sedikit. Kita perlu meningkatkan minat baca kita, keluarga kita dan orang-orang disekitar kita. Kabar baiknya di Indonesia harga buku cukup murah (meskipun ada yang mengatakan mahal, mungkin jika dibanding dengan penghasilan). Sebagai perbandingan, saya membeli buku terbitan USA, harganya sekitar US$ 20, sementara buku setebal tersebut di Indonesia harganya sekitar 30-40 ribu rupiah.
Cobalah dan Adaptasi
Kadang apa yang dibaca dari orang lain tidak akan cocok dengan kita. Tentu saja karena berbagai kondisi yang berbeda antara orang yang Anda pelajari dengan kondisi Anda. Atau apa yang Anda lakukan ialah benar-benar baru, belum ada orang yang melakukannya. Untuk ini, yang diperlukan adalah keberanian mencoba-coba. Thomas Alfa Edison sampai ribuan kali mencoba membuat bohlam lampu, begitu juga Henry Ford berkali-kali membuat mesin mobil, dan orang yang telah terbukti sukses merintis sesuatu yang baru, pada awalnya melakukan berbagai percobaan atau usaha.
Jangan dulu mengatakan “ah teori”. Apa yang Anda baca seringkali merupakan hasil praktek orang lain. Jika sebuah pelajaran tidak berhasil, ada beberapa kemungkinan yang terjadi:
Bisa jadi, Anda belum benar-benar melakuan apa yang Anda pelajari. Mungkin Anda kurang detil dalam membaca dan mengaplikasikannya.
Bisa jadi, perlu adaptasi, sebab apa yang terjadi pada orang lain akan berbeda dengan situasi dan kondisi Anda. Namun demikian, bukan berarti tidak perlu belajar. Mengetahui arah jauh lebih baik dibandingkan tidak punya arah, dan belajar adalah cara untuk mengetahui arah sejak awal.
Jika orang lain bisa dengan tekun, sabar, berani mengambil resiko, dan pantang menyerah, maka Anda akan mengatakan Saya pun bisa.
Saat Tetap Merasa Tidak Bisa
Jika Anda merasakan, ada sesuatu yang mengganjal. Ada sesuatu yang menghalangi untuk melakukan yang sebenarnya bisa dilakukan. “Orang Lain Bisa, Saya Pun Bisa” hanya seperti sebuah slogan saja. Tetap saja, punya alasan tidak bisa. Tetap saja, orang lain sepertinya beruntung punya bakat dan punya kesempatan. Sementara, saya tidak.
Jika perasaan tidak bisa begitu kuat, artinya itu adalah masalah pikiran atau mental. Anda masih memiliki pikiran negatif. Begitu sulit melepaskan diri dari kungkungan mental tidak bisa.
Maka, jika ini yang terjadi, tugas Anda adalah memperbaiki pikiran Anda. Bangkitkan kekuatan pikiran Anda sekarang juga, sehingga “orang lain bisa, saya pun bisa”, buka hanya sekedar slogan saja.

0 komentar

WALI UWAIS AL-QORNI


Bismillahirrohmanirrohiim

Pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan.Kulitnya kemerah-merahan. Dagunya menempel di dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya. Tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya. Ahli membaca al-Quran dan selalu menangis, pakaiannya hanya dua helai dan sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakannya sebagai selendang. Tiada orang yang menghiraukan, tidak terkenal dalam kalangan manusia,namun sangat terkenal di antara penduduk langit.

Tatkala datangnya hari Kiamat, dan tatkala semua ahli ibadah diseru untuk memasuki Syurga, dia justeru dipanggil agar berhenti dahulu seketika dan disuruh memberi syafa'atnya.  Ternyata Allah memberi izin padanya untuk memberi syafa'at bagi sejumlah bilangan qabilah Robi'ah dan qabilah Mudhor, semua dimasukkan ke Syurga dan tiada seorang pun ketinggalan dengan izin-Nya.

Dia adalah 'Uwais al-Qarni' siapalah dia pada mata manusia...

Tidak banyak yang mengenalnya, apatah lagi mengambil tahu akan hidupnya. Banyak suara-suara yang mentertawakan dirinya, mengolok-olok dan mempermainkan hatinya.  Tidak kurang juga yang menuduhnya sebagai seorang yang membujuk, seorang pencuri serta berbagai macam umpatan demi umpatan, celaan demi celaan daripada manusia.

Suatu ketika, seorang fuqoha' negeri Kuffah, datang dan ingin duduk bersamanya. Orang itu memberinya dua helai pakaian sebagai hadiah. Namun, hadiah pakaian tadi tidak diterima lalu dikembalikan semula kepadanya. Uwais berkata:

"Aku khuatir, nanti orang akan menuduh aku, dari mana aku mendapatkan pakaian itu? Kalau tidak daripada membujuk pasti daripada mencuri."
Uwais telah lama menjadi yatim. Beliau tidak mempunyai sanak saudara, kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh tubuh badannya.

Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa.

Bagi menampung kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai pengembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup-cukup untuk menampung keperluan hariannya bersama ibunya. Apabila ada wang berlebihan, Uwais menggunakannya bagi membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan.  Kesibukannya sebagai pengembala dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya. Dia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam ketika seruan Nabi Muhammad S.A.W tiba ke negeri Yaman. Seruan Rasulullah telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya menarik hati Uwais. Apabila seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, kerana selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad S.A.W secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbaharui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais apabila melihat setiap tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah bertamu dan bertemu dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang dia sendiri belum berkesempatan.  Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih. Namun apakan daya, dia tidak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah. Lebih dia beratkan adalah ibunya yang sedang sakit dan perlu dirawat. Siapa yang akan merawat ibunya sepanjang ketiadaannya nanti?

Diceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah S.A.W mendapat cedera dan giginya patah kerana dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Khabar ini sampai ke pengetahuan Uwais.  Dia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada Rasulullah, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tidak terbendung dan hasrat untuk bertemu tidak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, "Bilakah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dengan dekat?"
Bukankah dia mempunyai ibu yang sangat memerlukan perhatian daripadanya dan tidak sanggup meninggalkan ibunya sendiri. Hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa Rasulullah.  Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya. Dia meluahkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan untuk pergi menziarahi Nabi S.A.W di Madinah.  Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau amat faham hati nurani anaknya, Uwais dan berkata,  "Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Apabila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang."  Dengan rasa gembira dia berkemas untuk berangkat. Dia tidak lupa untuk menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama mana dia pergi.

Sesudah siap segala persediaan, Uwais mencium sang ibu. Maka berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak lebih kurang empat ratus kilometer dari Yaman.  Medan yang begitu panas dilaluinya. Dia tidak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari. Semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi S.A.W yang selama ini dirinduinya.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi S.A.W, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina 'Aisyah R.A sambil menjawab salam Uwais.  Segera sahaja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata baginda tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tidak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi S.A.W dari medan perang.  Bilakah beliau pulang? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman.
"Engkau harus lekas pulang."  Atas ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi S.A.W.  Dia akhirnya dengan terpaksa memohon untuk pulang semula kepada sayyidatina 'Aisyah R.A ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi S.A.W dan melangkah pulang dengan hati yang pilu.

Sepulangnya dari medan perang, Nabi S.A.W langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad S.A.W menjelaskan bahawa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit dan sangat terkenal di langit.  Mendengar perkataan baginda Rasulullah S.A.W, sayyidatina 'Aisyah R.A dan para sahabatnya terpegun.  Menurut sayyidatina 'Aisyah R.A memang benar ada yang mencari Nabi S.A.W dan segera pulang kembali ke Yaman, kerana ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah S.A.W bersabda: "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya."

Sesudah itu Rasulullah S.A.W, memandang kepada sayyidina Ali K.W dan sayyidina Umar R.A dan bersabda:  "Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi."

Tahun terus berjalan, dan tidak lama kemudian Nabi S.A.W wafat, hinggalah sampai waktu khalifah Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq R.A telah digantikan dengan Khalifah Umar R.A.  Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi S.A.W tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali K.W untuk mencarinya bersama.  Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua selalu bertanya tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka. Di antara kafilah-kafilah itu ada yang merasa hairan, apakah sebenarnya yang terjadi sampai ia dicari oleh beliau berdua.  Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah.  Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar R.A dan sayyidina Ali K.W mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka.  Rombongan itu mengatakan bahawa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qarni.  Sesampainya di khemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar R.A dan sayyidina Ali K.W memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabat tangan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untukmembuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais,sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi S.A.W.  Memang benar! Diapenghuni langit.

Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
"Siapakah nama saudara?"
"Abdullah." Jawab Uwais.

Mendengar jawapan itu, kedua sahabat pun tertawa dan mengatakan,
"Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?"

Uwais kemudian berkata "Nama saya Uwais al-Qarni."

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia.Itulah sebabnya, dia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan sayyidina Ali K.W. memohon agar Uwais berkenan mendoakan untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah,
"Sayalah yang harus meminta doa daripada kalian."

Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata,
"Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar daripada anda."

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdoa dan membacakan istighfar.  Setelah itu Khalifah Umar R.A berjanji untuk menyumbangkan wang negara daripada Baitulmal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera sahaja Uwais menolak dengan halus dengan berkata,  "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi."

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam dan tidak terdengar beritanya.  Namun, ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais. Ketika itu kami berada di atas kapal menuju ke tanah Arab bersama para pedagang. Tanpa disangka-sangka angin taufan berhembus dengan kencang.  Akibatnya, hempasan ombak menghentam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya.

Lelaki itu keluar daripada kapal dan melakukan solat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.
"Wahai waliyullah, tolonglah kami!" 

Namun, lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,
"Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!"

Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata,
"Apa yang terjadi?"
"Tidakkah engkau melihat bahawa kapal dihembus angin dan dihentam ombak?" Tanya kami.

"Dekatkanlah diri kalian pada Allah!" Katanya.

"Kami telah melakukannya."
"Keluarlah kalian daripada kapal dengan membaca Bismillahirrahmaanirrahiim!"
Kami pun keluar daripada kapal satu persatu dan berkumpul. Pada saat itu jumlah kami lima ratus lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami serta isinya tenggelam ke dasar laut.

Lalu orang itu berkata pada kami,
"Tidak apalah harta kalian menjadi korban, asalkan kalian semua selamat."
"Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan?" Tanya kami.

"Uwais al-Qorni." Jawabnya dengan singkat.

Kemudian kami berkata lagi kepadanya, "Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir."
"Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membahagi-bahagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?" Tanyanya.

"Ya!" Jawab kami.

Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdoa. Setelah Uwais al-Qarni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membahagi-bahagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tiada satu pun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar khabar Uwais al-Qarni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebut untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafan, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafankannya.

Demikian juga ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
"Ketika aku ikut menguruskan jenazahnya hingga aku pulang daripada menghantarkan jenazahnya, lalu aku ingin untuk kembali ke kubur tersebut untuk memberi tanda pada kuburnya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas di kuburnya."
(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qarni pada masa pemerintahan sayyidina Umar R.A.)

Pemergian Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadihal-hal yang amat menghairankan. Sedemikian banyaknya orang yang tidak kenal datang untuk mengurus jenazah dan pengebumiannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang.

Sejak dia dimandikan hingga jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.

Mereka saling bertanya-tanya "Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa? Kerjanya hanyalah sebagai penggembala?"

"Namun, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenali. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya."

Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.

Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa Uwais al-Qarni.
"Dialah Uwais al-Qarni, tidak terkenal di bumi tapi sangat terkenal di langit."

- Artikel iluvislam.com


0 komentar

DZIKIR PAGI DAN PETANG


Bismillahirrohmanirrohiim

1.        Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

 أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallåhu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir, råbbi as-aluka khåyrå maa fiy hadzal yaum, wa khåyrå maa ba’dahu, wa a-’uudzubika min syarri maa fiy hadzal yaum, wa syarri maa ba’dahu, råbbi a-’uudzubika minal kasali wa suu-il kibari, rabbi a’uudzubika min ‘adzaabin finn naar, wa ‘adzaabin fil qåbri.

”Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, dan segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Råbb, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari sifat malas dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepadaMu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.”

Keterangan : Bacaan dzikir ini shahih antara lain ditemukan dalam HR. Abu Dawud no. 5071, HR. Muslim IV/2088 no. 2723, dan HR. at-Tirmidzi 3390. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud Rodhiallohu ‘anhu.

2.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

  اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allåhumma bika ash-bahna, wa bika amsaynaa, wa bika nahyaa, wabika namuut, wa ilaykann nusyuur.

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”

Keterangan : Dzikir ini bersumber dari hadits riwayat Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufradno.1199, lafazh ini ada­lah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 911, shahih. Lihat pulaSilsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.


3.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

ash-bahnaa ‘ala fithråtil islaam, wa ‘ala kalimatil ikhlaash, wa ‘ala diiniy nabiyyina muhammadin shållallåhu ‘alayhi wa sallam, wa ‘ala millati abiina ibråhiima haniifan muslimaa, wa maa kaana minal musyrikiin.

”Di waktu pagi kami berada diatas fithrah agama Islam, dan diatas kalimat ikhlas, dan diatas agama Nabi kami, Muhammad shållallåhu ‘alayhi wa sallam, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang yang musyrik.”

Keterangan: HR. Ahmad III/406, 407, V/123, ad-Darimi II/292 dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 34, dari Abdurrahman bin Abi Abza. Lihat Misykaatul Mashaabiih no. 2415, Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 4674, shahih

4.     Ayat Kursi Dibaca Pagi 1x (satu kali) :


اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ


 Allaahu laa ilaaha illaa huw, al hayyul qayyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim. 

”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)

Keterangan : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari.Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari." (HR. Al-Hakim 1/562, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/418 no. 662, shahih).


5.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

 Allåhumma anta råbbiy, laa ilaaha illa anta, khålaqtaniy wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika, wa wa’dika, mas tathå’tu, a’uudzubika min syarri maa shåna’tu, abuu-u laka wa ni’matika ‘alayya, wa abuu-u bidzanbiy, faghfirliy, fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.

“Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan apa yang aku perbuat. Aku mengakui nikmatMu (yang Engkau berikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia ter­masuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga." (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus R.A.


6.     Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rådhitu bilaahi råbba, wa bil islaami diinaa, wa bi muhammadin shållallåhu ‘alayhi wa sallama nabiyya.

“Aku ridho Allah sebagai Rabbku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku, dan Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallam sebagai nabiku (yang diutus oleh Allah).”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepada­nya pada hari Kiamat." HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/415 no. 657, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat juga Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma'aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.

7.      Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ


Allåhumma ‘aafiniy fiy badaniy, Allåhumma ‘aafiniy fiy sam’iy, Allåhumma ‘aafiniy fiy bashåriy. Laa ilaaha illa anta. Allåhumma inniy a’uudzubika minal kufri wal faqri, wa a-’uudzubika min ‘adzaabil qåbri, laa ilaaha illaa anta.

“Ya Allah! Selamatkan tubuhku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan penglihatanku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau.”

Keterangan : HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih al-Adabil Mufrad no.539.

8.      Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :


بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


Bismilaahilladziy, laa yadhurru ma ‘asmihi syay’un fil ardhi wa laa fis samaa wahuwas samii’ul ‘aliim

“Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya, tidak ada sesuatupun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang mem­bahayakan dirinya." HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088, Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir dan Ibnu Majah no. 3869. Dari Usman bin ‘Affan R.A. lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/514, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.


9.     Dibaca Pagi 1x (satu kali) :
   
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allåhumma inni as-alukal ‘afwaa wal ‘aafiyah, fid-dunya wal aakhiråh, allåhumma inniy as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah, fi diinii wa dunyaayaa wa ahliy wa maaliy. Allahummastur ‘awraatiy, wa aamin råw-’aatiy. Allåhummah fazhniy min bayni yadayya, wa min khålfiy, wa ‘an yamiiniy wa ‘an syimaaliy wa min fawqiy, wa a-’uudzubika bi ‘azhåmatika an-ughtaala min tahtiy.

”Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, ke-luargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aibku dan segala sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peli-haralah aku dari depanku, dari belakangku, dari ka-nanku, dari kiriku, dan dari atasku. Dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari jatuh atau dibenamkan ke dalam bumi).”

Keterangan : HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.1200, Abu Dawud no. 5074, Ibnu Majah no. 3871, an-Nasai VIII/282, al-Hakim 1/517-518, dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhu. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih.

Wallahu a`lam
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LEGOWO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger